ardiansyahardian.blogspot.com
fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia| fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|fikahanifahmeutia|lubis family|lubis family|lubis family|lubis family|lubis family|lubis family|lubis family|lubis family|lubis family|

Kata

Demi sepenggal kata yang ingin aku persembahkan kepada hidup yang akan mati
Dimana kata mungkin akan melayang jauh diterpa angin topan dan juga badai.
Terbelah dan pecah menjadi butir-butir air mata penyesalan malam para pendosa
Melanang buana di dunia yang gemerlap namun hitam dan samar tanpa putih
Demi sepenggal kata, aku pergi mengarungi langit yang biru tanpa batas
Dengan berbekal sayap keputus asaan tiada tara.
Merengkuh luka jiwa yang menganga memborok bau busuk
Demi sepenggal kata, demi hidup yang abadi tanpa jasad dan tanpa hembusan nafas
Aku mengerang merintih memohon pada api yang membakar untuk menciptakan sedikit embun
Lalu menaburkan hujan dibelantara rimba manusia yang rakus…
Yang menelanjangi hati nurani dan jiwa yang suci….
Demi sepenggal kata, aku pun mati terbujur kaku diselokan kota
Tanpa busana kerajaan ataupun kemegahan seorang Raja…
Membiru dengan mata menatap langit dengan kosong, sedang mulut menganga
Tanpa darah aku bersembunyi dalam sisi gemerlap yang tak lagi ramah..